Perasaan jenuh bisa muncul bila kita melakukan rutinitas tertentu dalam jangka waktu yang lama. Tanda-tanda awal rasa jenuh adalah tidak konsentrasi, bosan, blank, malas berbuat apapun.
Perasaan yang sangat tidak nyaman ini dihindari olah kebanyakan orang karena menurunkan produktifitas, semangat dan kebahagiaan. Yup betul...
Ketika rasa itu datang,... hadapi, hayati, nikmati (nasihat Aa Gym)
Jenuh itu fitrah, maka harus tetap disyukuri dan diambil pelajaran di dalamnya.
Bila jenuh, hentikan aktivitas sekarang juga. Berhenti disini bukan berhenti bekerja lho.... Misalkan kita jenuh membaca, hentikan membaca saat itu juga. Penuhi hak tubuh kita di saat jenuh. Mata butuh diistirahatkan, hati butuh ditenangkan, disirami dan ditentramkan.
Carilah pengalih perhatian yang baik. Pengalih perhatian yang baik maksudnya halal, tidak mengandung unsur maksiat maupun kesia-siaan sekecil apapun. Berjalan menyusuri pantai, duduk di tanah lapang, di taman, di sawah dan menikmati alam dapat menenangkan batin. Untuk anda yang butuh segera kembali ke aktivitas semula, pengalih perhatian dapat berupa:
menarik nafas yang panjang dan rileks, rasakan udara yang masuk ke tenggorokan, kemudian memenuhi rongga paru-paru dan menyegarkan kita. Rasakan udara itu keluar dari tubuh kita dan semakin membuat segar. Lemaskan otot tubuh yang kaku dengan sedikit senam leher. Bila memungkinkan berpindahlah dari tempat semula kita berada.
Bila jenuh yang dirasa cukup dalam mendera, datanglah dan berkumpulah bersama orang-orang yang bersemangat. Karena semangat itu menular, dekatilah orang-orang bersemangat dan berilmu.
Kesadaran berada di titik jenuh lebih baik daripada tidak berbuat apapun. Segera setelah kita menyadari adanya rasa jenuh, mohonlah kepada Allah untuk diberi semangat. Kembalilah pada sunnah Rasul. “Sesungguhnya tiap amalan itu ada masa giat dan tiap giat itu ada masa jenuh, maka barangsiapa yang pada masa jenuh itu kepada Sunnahku berarti ia mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yang pada masa jenuh itu kepada selainnya maka ia binasa.”
Selain harus dihadapi, jenuh juga perlu dihayati dan dinikmanti (lho?).
Menghayati jenuh artinya menafakuri sebab-sebab kejenuhan yang kita alami. Seberapa bermaknakah hal-hal yang membuat kita jenuh. Bagaimana strategi kita menghadapinya. Menikmati jenuh artinya menikmati pentingnya variasi dalam hidup. Menikmati istirahat, menikmati munculnya semangat baru, bukan tidak mungkin ide kreatifitas baru muncul di saat kita jenuh. Pelangi dikatakan indah karena warnanya yang beraneka macam. Anggaplah susah senang dalam fragmen kehidupan kita adalah warna-warna pelangi yang menyusun indahnya pelangi.
Sukses menikmati titik dan masa jenuh adalah bila kita sadar adanya rasa jenuh, menikmatinya, menghayatinya, menghadapinya, mengambil hikmah darinya...
dan segera kembali ke aktivitas yang lebih baik, produktifitas dan kreatifitas yang semakin cemerlang..