Melakukan sesuatu secara berulang-ulang dan rutin dapat membuat kita jenuh dan bosan. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar. Berpikir sangat keras terus menerus juga bisa membuat jenuh. Bahkan mungkin akan ada saat-saat "blank" dimana kita merasa bingung, jenuh, bosan dengan apa yang kita kerjakan...tetapi sayangnya hal itu "tetap" harus dikerjakan.
Wajar kok... itu fitrah manusia...Dan tabiat "si jenuh"... biasanya dia muncul di pertengahan menjelang akhir dari sesuatu aktivitas.
Puji hanya bagi Allah yang sangat menyayangi hambaNya, yang maha mengetahui keadaan dan isi hati hambaNya. Dan untuk rasa jenuh kita...
Setelah bekerja seharian, ibadah sepanjang hari. Kita merasa lelah dan letih. Tidak terkecuali semangat ibadah pun ikut menurun. Allah menyemangati kita dengan janji dan jaminan pahala serta terkabulnya doa di sholat tahajud di sepertiga malam terakhir. Beribadah di saat kebanyakan orang tertidur, bisa lebih mendekatkan hati kepada Allah, suatu kenikmatan yang tak ingin ditukar dengan apapun...
Di dalam ibadah mingguan, kita juga merasakan kadang giat dan kadang futur. Lagi-lagi Allah menyemangati kita dengan adanya shaum sunnah di hari senin dan kamis, serta shaum ayyamul bidh tanggal 13,14 dan 15 di setiap bulannya.
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Amal perbuatan itu diperiksa setiap hari Senin dan Kamis, maka aku suka ketika diperiksa amalku sedang aku dalam keadaan berpuasa. (HR. AtTirmidzi)
Abdullah bin Amru bin Al ‘Ash r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda : Puasa tiga hari tiap bulan, bagaikan puasa selama hidup (sepanjang masa). (HR. Bukhari, Muslim).
Dalam ibadah mingguan, Allah mempertemukan kita dengan saudara-saudara kita seiman dengan sholat Jum'at yang merupakan majelis yang penuh berkah. Di dalamnya, kita kembali diingatkan tentang ketakwaan dan ajakan untuk tetap istiqomah di jalan Allah. Bertemu dan berkumpul bersama orang-orang sholeh akan kembali menyalakan semangat yang mulai redup minggu itu. Bukan hanya makanan yang bisa me-refill semangat, namun inilah charger yang ampuh bagi semangat beribadah.
Di antara ibadah bulanan, ada Bulan Ramadhan. Bulan yang di dalamnya Allah menjanjikan pahala yang belipat ganda dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Ketika doa dan zikir dilantunkan dari bumi menuju langit, ketika Allah membukakan pintu-pintu rahmatnya. Ketika seluruh penduduk bumi dan langit berbahagia memuji kebesaranNya. Semuanya dijamin oleh Allah di bulan ini. Mau tidak mau, semangat kita dikayuh lebih keras untuk menyambut tamu mulia ini dan mengisinya dengan amal ibadah.
Di dalam Ramadhan pun, masih saja Allah menyemangati kita dengan menjanjikan rahmat, pengampunan dosa dan pembebasan dari api neraka. Allah sangat mempermudah kita untuk beribadah.
Namun sungguh, diakui atau tidak, tetap saja lelah dan jenuh bisa muncul meski di dalam bulan penuh kemuliaan itu..apalagi di saat-saat akhir Ramadhan. Subhanallah, Allah menyemangati kita dengan adanya malam Lailatul Qodar di sepuluh hari terakhir. Hikmah dari tidak diketahuinya dengan pasti datangnya malam yang lebih mulia dari seribu bulan itu, kita menjadi semangat menghidupkan ibadah di setiap malam.
Di bulan Syawal, kadang kita terlena dengan kebahagiaan lepasnya kewajiban puasa. Seolah terlepas dari tali kekang yang mengikat kuat. Padahal seharusnya kita sedih kehilangan Ramadhan yang telah berlalu. Dan Allah yang maha tahu lemahnya semangat kita memberikan lagi kesempatan untuk memperbaiki turunnya semangat ibadah dengan adanya puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal. Dari Abu Ayyub radhiyallahu anhu: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur hidup'." [Riwayat Muslim 1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433,
At-Tirmidzi 1164]
Menyadari bahwa penyemangat kita hanyalah Allah, tak pantas kita menyombongkan diri dengan amal dan kebaikan serta keberhasilan sampai hari ini. Tak pantas pula kita ujub dengan ketakwaan kita. karena... semua amal kita adalah rezeki dari Allah..Dia yang menjadikan kita mampu dan bersemangat mengerjakannya.
Wallahu'alam
Referensi artikel