Dalam setiap Racing, fungsi Pitstop cukup vital karena di Pitstop tersebut setiap pembalap dapat mengganti ban atau mengisi bahan bakar. Pembalap biasanya dibantu oleh crew handal yang akan melakukan fungsi pit stop dengan sangat cepat. Meskipun sangat cepat, namun segalanya dilakukan dengan makasimal dan sempurna untuk menempuh putaran-putaran selanjutnya.
Begitupun dalam kehidupan ini, kita perlu masuk PitStop dan kemudian keluar lagi...
Kita membutuhkan PitStop untuk pengisian energi, dan semangat untuk melanjutkan perlombaan kehidupan selanjutnya. Bahkan seharusnya persiapan di Pit Stop kita lebih sempurna karena hidup kita seperti garis lurus yang hanya akan dilewati sekali dan bukan berulang dalam putaran. Dalam racing, sepersekian detik begitu berarti menentukan kemenangan, seperti itulah juga kita seharusnya menghargai kecepatan waktu dalam hidup yang dibatasi usia.
Butuh kesadaran dari hati dan pikiran kita bahwa: Sungguh, kita dalam perlombaan!
Allah telah berfirman dalam Al Quran:
"Maha Suci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun."(QS Al Mulk 1-2)
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Baqarah 148).
Kita berlomba menjadi yang terbaik di hadapan Allah. Kita berlomba dengan ayah dan ibu kita, kakak dan adik, dengan sahabat, dengan pasangan hidup kita, bahkan dengan seluruh makhluk hidup di dunia ini.
Sayangnya terkadang kita tidak sadar bahwa perlombaan ini terus berjalan. Dalam racing, begitu bermaknanya sepersekian detik dalam penentu kemenangan. Dalam perlombaan besar kehidupan, kita malah asyik berlama-lama di dalam aneka macam Pit Stop. Kita sering berlama-lama makan demi kenyang, bukan demi sehat. Kita lebih menikmati banyak beristirahat daripada bekerja dan beramal. Kita sibuk mengumpulkan semangat, tetapi sedikit action-nya. Banyak menuliskan cita-cita namun tanpa realisasi. Kita sibuk mengganti software, atau beraneka perlengkapan hidup, tetapi tidak maksimal menggunakannya. Kita sibuk membeli buku tentang keutamaan amal ini dan itu, tetapi jarang melakukannya. Pit Stop itu sangat penting, tetapi seharusnya di Pit Stop itu hanya sebentar dan sangat cepat untuk mempersiapkan perjalanan selanjutnya. Karena perlombaan amal ini dibatasi usia hidup kita.
Butuh kesadaran dari hati dan pikiran kita bahwa; Sungguh, kita dalam perlombaan!
Perlombaan yang kita lakukan seperti perlombaan di awan gelap yang tidak pernah kita ketahui siapa yang berada di depan dan belakang kita. Boleh jadi kita mengira fulan bin fulan sedikit amalnya dibanding kita, namun dia beramal dengan kebersihan hati, dan tidak menyimpan rasa dengki dengan saudaranya. Maka boleh jadi dihadapan Allah dia lebih mulia dari kita. Boleh jadi kita yang merasa cukup amal, ternyata terbakar habis oleh ghibah dan dosa yang terus kita lakukan, atau tidak diterima oleh Allah karena tidak ikhlas mengharap ridho-Nya.
Allah berfirman dalam QS Al Mulk 12-14: "Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhan-nya yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah (pantas) Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? "
Di keramaian maupun kesunyian kita beramal, dan di keramaian maupun kesunyian pula kita perlu menjaga diri dari berbuat maksiat. Sejauh mana kita merasa berada dalam perlombaan, sejauh itulah seharusnya kekhawatiran kita tergelincir jatuh. Sebesar kekhawatiran yang seharusnya ada, sebesar itulah seharusnya azzam kita untuk beramal dengan ikhlas sebanyak-banyaknya. Cukup Allahlah yang menjadi saksi setiap amal kita.
Butuh kesadaran dari hati dan pikiran kita bahwa; Sungguh, kita dalam perlombaan!
Maka keluarlah dari Pit Stop SEGERA, dan lanjutkan perlombaan amal ini menjadi yang terbaik di hadapan Allah.
Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita untuk menjadi hamba-Nya yang bertakwa dan bermanfaat bagi sebanyak-banyak makhluk-Nya. amiin
Referensi:
1. Al Quran
2. Lelaki Hitam Pendek Lebih Jelek dari Untanya.Tarbawi Press
3. Pic1 from myferraris.net
4. Pic2 from photo.net