
Sering kali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan pada ku ?.
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?.
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini ?.
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?.
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh
Nya ?.
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita !
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak
popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika: aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap
menghampiriku.
kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”, dan menolak keputusanNya yang tak
sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah…
Pranoto; 28 Oktober 2002
“ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja” ( WS Rendra).
.
sumber : Titipan
*********************************
"Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini, yakni wanita- wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. itulah kesenangan hidup di dunia. dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik(jannah). Katakanlah"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Alloh), pada sisi Rabb mereka ada jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhoan Alloh". Dan Alloh Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya (QS. Ali Imron : 14-15)
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.” (QS Al-Baqoroh 155 – 156)
Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya, lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan maka ia akan berkata 'Rabbku telah memuliakanku'. adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka ia berkata 'Rabbku telah menghinakanku'" (QS. Al Fajr 15-16)
***************************************
Manusia yang kita cintai akan memberikan apa yang kita minta dan kita suka, mereka berusaha menghilangkan derita dan air mata yang kita alami
SEDANGKAN
Allah yang paling mencintai kita, sangat ingin memasukkan kita dalam surga-Nya.
Ujian air mata lebih mendekatkan kita pada Allah, sedangkan ujian kelapangan lebih menjadikan kita terlena. Ujian bisa menjadi penuh nikmat bila bersama Allah, dan boleh jadi nikmat menjadi ujian yang lebih hebat bila jauh dari Allah,
Semua nikmat adalah titipan, manalah pantas kita merasa berbangga dititipi, dan tak perlu kecewa bila diambil lagi oleh pemilikNya,Wallahu'alam.