Betapa berharganya ilmu dalam kehidupan ini, bahkan ilmu lebih berharga dibandingkan harta. Ilmu akan menjaga pemiliknya, memuliakan pemiliknya. Sedangkan harta bila tidak digunakan dengan cara yang baik dapat membahayakan pemiliknya bahkan menghinakan kehidupannya.
Allah mengangkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Namun lebih dari itu, bila kita tafakur pada ayat-ayat Al Quran dan hadist… ada suatu lingkaran ilmu dalam Islam yang penuh kemuliaan
Allah menunjukkan pada QS Ali Imran ayat 190 yang artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”. Allah memberi kita akal untuk berpikir tentang ciptaanya.
Dalam QS Al- Mujadilah ayat 11,"… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaraku dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
Di dalam Al Quran banyak terdapat kata-kata: tidakkah kamu berpikir? Apakah sama antara? Apakah kamu tidak memikirkannya? Ingatlah ketika…, Kami membuat perumpamaan…, bagi orang-orang yang berpikir.. Bahkan Allah menyatakan dalam QS Al Kahf ayat 54: "Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah"
"Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran" (QS. Az Zumar:9)
Pada ayat-ayat tersebut Allah mengajak kita untuk masuk dalam lingkaran ilmu dengan jaminan derajat yang lebih tinggi bagi yang berilmu. Sunatullah dari semua itu telah kita rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari dimana orang-orang yang memiliki gelar keilmuan dipercaya untuk menempati berbagai posisi pekerjaan. Dan dengan pekerjaan tersebut mereka mendapatkan penghasilan dan penghidupan yang lebih baik. Meskipun bukan muslim, namun dengan ilmu pula akhirnya Alfa Edison menemukan bola lampu, Einstein menemukan E=mc2.
Dalam perjalanan di dalam lingkaran ilmu ini selanjutnya kita menemukan dalil dalam hadist bahwa Rasulullah mengatakan “Sampaikanlah walau hanya satu ayat”
Artinya ilmu yang kita miliki harus diajarkan juga kepada saudara kita lainnya. Inilah kelebihan ilmu dibandingkan harta, meskipun dibagikan kepada orang lain, ilmu kita tidak berkurang sedikit pun. Tidak berguna ilmu itu bila tidak diterapkan dan dibagikan kepada orang lain. Diibaratkan orang yang pandai membaca Al Quran tapi tidak pernah membacanya. Mana mungkin orang lain tahu kepandaiannya, dan mana mungkin pula dia dapat mempelajari Al Quran bila tidak membacanya.
Disisi lain, Allah mengingatkan bahwa Dia membenci manusia yang mengatakan apa yang tidak diperbuatnya. "Wahai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? Amat besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan" (QS. Ash Shaff: 2-3).
Dengan demikian kita harus mengerti benar apa yang disampaikan kepada orang lain dan tentu saja kita juga harus mengerjakannya sebelum mengajak orang lain. Mau tidak mau bagi kita orang yang berakal, kita harus semangat untuk mencari ilmu, mengamalkan dan mengajarkannya. Itulah lingkaran ilmu yang indah.. Lingkaran itu terus berputar dan bersinggungan dengan lingkaran-lingkaran ilmu lainnya.
Lingkaran ini hanya bayangan saja, tetapi sejatinya dia ada. Kita berputar dari posisi belajar menuju mengerti kemudian mengamalkan kemudian mengajarkan, kemudian mengambil posisi belajar lagi hal yang baru, mengamalkan lagi mengajarkan lagi dan begitu seterusnya.
Lingkaran ilmu bukan sesuatu yang sulit dimasuki, namun juga bukan sesuatu yang mudah untuk bertahan mengikuti putarannya. Begitu mudahnya kita untuk jalan ditempat atau menuju keluar atau bahkan berada di luar lingkaran itu bila:
- Kita belum tahu
Bila yang menjadi masalah hanya belum tahu ilmunya, sekaranglah saatnya mencari ilmu dan masuklah dalam knowledge circle itu. - Kita mengajarkan tapi tidak mengamalkan
Dalam hal ini berarti kita sedang berjalan keluar knowledge circle. Ilmu itu hanya dimulut saja tetapi tidak sampai di hati dan otak kita. - Kita mengamalkan tapi untuk diri sendiri saja, dan tidak dibagikan
Bila kita tidak membagikannya, berarti kita hanya berdiam di satu titik dalam lingkaran, sementara banyak orang berputar dengan cepat melewati kita. Mereka di belakang kita kemudian menjadi di depan kita. - Merasa cukup ilmu.
Memilki perasaan cukup ilmu bukan sesuatu yang cukup baik dalam lingkaran ilmu. Merasa cukup ilmu dapat menimbulkan ujub, riya dan takabur. Nantinya kita menjadi enggan untuk melanjutkan perputaran di lingkaran ini. Padahal ilmu yang dititipkan Allah hanya setitik buih dibandingkan keluasan ilmuNya yang meliputi seluruh langit dan bumi. Di bagian manakah yang bisa membuat kita sombong? - Punya ilmu, mengerti tapi tidak mau tahu dan tidak mengamalkan
Naudzubillah, semoga kita bukan golongan orang-orang yang Allah matikan hatinya untuk dapat menerima petunjukNya.
Setiap ilmu yang dititipkan Allah pada kita akan dimintai pertanggungjawabannya, apakah itu ilmu kesehatan, ilmu pertanian, ilmu computer, ilmu perdagangan, dan lain-lain. Berapa banyak orang disekitar kita yang mendapatkan manfaat dari ilmu yang kita miliki?
Sudah benarkah kita menguasai ilmu itu?
Ilmulah yang membuat ibadah lebih nikmat, karena ilmu adalah pupuk amal. Semakin banyak ilmu yang kita pelajari, semakin banyak yang bisa kita amalkan, semakin dapat kita rasakan makna amal yang kita kerjakan. Dan dengan ilmu pula kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Wallahu’alam bishowab.
By: Akira Salsabila
Will you be a part of knowledge circle…?
Thanks to all of teacher of the world…