Produk yang dipamerkan antara lain:
- Furniture, interior, kerajinan kayu dan rotan
- Kerajinan logam
- Anyam-anyaman
- Gerabah, marmer dan keramik hias
- Perhiasan, batu mulia dan aksesoris
- Border dan sulam-sulaman
Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Dewan Kerajinan Nasional Indonesia, Depdagri, Deperindag, Kementrian UKM dan BUMN serta Debindo.
Kegiatan tahunan ini berjalan lancar dan ramai dipenuhi pengunjung. Mereka yang datang terdiri dari berbagai lapisan dan tentunya dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang berkunjung untuk mencari usaha-usaha yang potensial untuk lahan investasi, ada yang murni cari barang-barang antik, ada yang cari-cari ide usaha, ada yang sibuk mengabadikan acara pameran, ada yang Cuma lihat-lihat, dan tentunya ada juga yang hanya ingin menghabiskan waktu bersama pasangan di hari libur.
Tanggal 22 maret pengunjung lebih ramai karena merupakan hari libur dan hari terakhir dilaksanakannya expo. Kami sampai sekitar pukul 14.00. Dari halte busway Polda langsung deh menuju tempat pameran. Tempat ini pula yang akan kami datangi di tanggal 26 April nanti untuk acara craft yang diselenggarakan Inacraft.(ga sabar niy ketemu crafter yang selama ini hanya dilihat di dunia maya)
Di bagian dalam, berbagai Dekranasda membuka stan untuk memajang kriya nya. Dari Sumatera Utara yang terletak di sebelah kiri pintu masuk, mereka memajang baju dan kain ulos. Terus masuk ke dalam, ada Dekranasda Sulawesi Tenggara yang menampilkan kupu-kupu dalam bingkai. Kupu-kupu yang memiliki corak dan jenis yang sama disususn membentuk formasi yang indah.
Stan Bali menampilkan beraneka macam ukir-ukiran, kerajinan tangan khas bali, serta ada juga dijual lulur untuk mandi dan kecantikan yang ramai diserbu pembeli. Bergeser lagi ke Stand Selanjutnya Sumatera Barat, Jambi, Palembang, mereka memamerkan kerajinan khas daerah dan juga kain dan pakaian khas daerah tersebut. Di Expo kali ini, Stand batik cukup mendominasi area pameran. Dari yang seharga 100 ribu diletakkan di keranjang obral, hingga yang ratusan ribu hingga jutaan tersedia di sini. Harga batik yang dijual memang tidak bisa dibilang murah karena yang mereka tawarkan umumnya batik tulis bukan batik cap-capan. Gambar di batiknya pun jauh lebih bagus dan menggunakan kain yang lebih halus pula. Sehingga harga tersebut memang senilai dengan kualitasnya. Ragam dan corak batik pun semakin bervariasi, begitu juga modelnya, mulai dari menggunakan pita, smock di leher, model kimono, model baju dengan teknik Quilting, dan lain-lain. Di Stand Croton mereka memamerkan batik dengan corak daun puring. Bahkan mereka mengaplikasikan corak puring di aneka media seperti tas, kaos, sandal dan lain-lain. Di Stand Croton ini juga ditampilkan proses pembuatan batik tulis.
Ada suatu stand yang letaknya cukup di tengah ruang pamer, yaitu Stand Dekranasda Jambi memiliki tata ruang yang cukup cantik. Selain penataan ruang pamer yang baik, sang pengelola stand juga mengenakan pakaian adat Jambi. Menurut saya ini lebih menarik. Di bagian kepala mereka mengenakan penutup kepala yang dikenakan dengan cara yang unik khas Jambi. Ibu tersebut mengatakan bahwa asesoris dan pakaian yang dia kenakan adalah pakaian wanita Jambi yang hendak ke sawah. Penasaran kami pun minta diajari cara membuat penutup kepala tersebut. Jadilah temanku yang cantik memakainya..Wah cantik lho Mba…apalagi yang motret(lho?, hehe..)
Next, kami pun melihat di beberapa stand yang berasal dari Dekranasda Kalimantan memamerkan berbagai macam mutiara. Ada mutiara laut, mutiara air tawar, ada yang putih ada yang hitam, wuih bagus deh…
Cerita mengenai furniture yang dipamerkan, adalah furniture yang tetap bercitarasa seni. Misalnya partisi berjudul “Rangkaian Padi”. Partisi ini dibuat dari besi yang dilas dan dicat warna putih dirangkai seperti batang padi, sedangkan untuk bulir padinya menggunakan kerang-kerang yang dicat warna emas. Selain itu yang cukup banyak dibaut variasi adalah kap lampu. Ada yang dibuat dari botol oli bekas, dari perpaduan kayu dan kerang, dari rotan, dari alang-alang kering yang dirangakai, dan lain-lain. Benda-benda tersebut selain bernilai seni juga merupakan benda fungsional.
Ternyata kriya Indonesia sangat beragam sekali. Jadi tertantang niy untuk melestarikan dan menjadi bagian dari peserta pameran selanjutnya. Yang paling deket yang bisa kita lakukan adalah “cinta memakai produk dalam negri” Bukan si Cinta doank, kita juga dunx…
Next report: Mira on Inacraft Expo 22-26 April 09, JCC Jakarta
Inilah dunia lain yang mengisi hariku, mira banget !!