Dark Coklat – tidak termasuk susu coklat atau dark coklat yang dimakan dengan susu - merupakan antioksidan ampuh, demikian dicantumkan dalam laporan Mauro Serafini, PhD, di Italia Nasional Institut Penelitian Makanan dan Gizi di Roma. Antioksidan dapat mengatasi radikal bebas yang merusak molekul dan terlibat dalam penyakit jantung dan penyakit lainnya. "Temuan kami menunjukkan bahwa susu dapat mengganggu penyerapan antioksidan dari coklat dan dapat meniadakan potensi manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari jumlah makan dark coklat."
Jadi pilihlah dark coklat ketika memesan di counter coklat, dan bukan yang disertai susu
Sebuah penelitian membuktikan bahwa pada penderita hipertensi ringan yang memakan dark coklat memiliki penurunan dalam tekanan darah yang signifikan (dengan rata-rata 5 poin untuk systolic dan rata-rata 2 poin untuk tekanan darah diastolic). Dan dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa volunteer yang memakan coklat putih tidak mendapatkan hasil yang sama
Para peneliti melaporkan bahwa cocoa, yang memberikan rasa yang nikmat pada cokelat, ternyata dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh darah akibat kolesterol. Hasil ini dipresentasikan oleh Dr. Tissa Kappagoda dari UCLA pada Konferensi Experimental Biology 2000. Namun, ditekankan bahwa cocoa yang dimaksud bukanlah cokelat berkadar lemak tinggi seperti pada kebanyakan permen cokelat ataupun minuman cokelat, melainkan ekstrak cocoa yang tidak mengandung lemak. Ekstrak tersebut mampu melindungi arteri kelinci dari konstriksi akibat kolesterol, dan hal ini disebabkan karena ekstrak cocoa itu banyak mengandung antioksidan flavonoid yang juga ditemukan pada sayuran dan buah-buahan dan terbukti mampu menghambat proses kimia yang terjadi pada arteri akibat kadar kolesterol yang tinggi. Percobaan dilakukan dengan menggunakan aorta kelinci, di mana aorta yang diekspos terhadap ekstrak cocoa menghasilkan suatu relaksasi pada jaringan pembuluh darah. Respon ini nampak pada aorta kelinci yang diberi diet yang rendah maupun tinggi kolesterol. Hasil ini serupa dengan percobaan sebelumnya yang menguji flavonoids dari sumber lain, seperti buah-buahan, sayuran, dan teh. Meskipun studi ini memperoleh dana dari produsen cokelat Mars, Dr. Kappagoda tetap menekankan bahwa ada perbedaan yang besar antara mengkonsumsi ekstrak cocoa murni non lemak dan mengkonsumsi cokelat batangan yang tinggi lemak serta minuman cokelat. Menurutnya, proses pembuatan produk-produk tersebut telah mengeliminasi sebagian besar flavonoid alami yang ada, bahkan 40-45% kalori yang ada pada kebanyakan minuman cokelat yang tersedia di toko-toko diperoleh justru dari lemak. Beberapa perusahaan telah mengetahui hasil penelitian ini dan mereka berharap suatu hari akan dapat memproduksi produk cokelat maupun minuman cokelat yang rendah lemak yang mempertahankan semua efek baik dari ekstrak cocoa, dan di pihak lain tetap enak untuk dinikmati. Kalau begitu, tentu masih ada harapan untuk para pencinta cokelat
sumber :www.indonesia-gateaway.web.id