Judul Buku: Moga Bunda Disayang Allah
Penulis: Tere-Liye
Penerbit: Republika
Buku MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH diangkat dari salah satu kisah nyata paling mengharukan dan ditulis kembali dari salah satu film terbaik sepanjang masa.
Buku ini merupakan salah satu karya Tere Liye yang tidak hanya mengharubirukan perasaaan namun juga sarat makna.
Buku ini bercerita tentang kanak-kanak bernama Melati yang terlahir sangat lucu menggemaskan, rambut ikalnya mengombak, pipinya tembam seperti donut, matanya hitam legam seperti biji buah leci dan giginya kecil bak gigi kelinci. Dia adalah anak seorang terpandang di daerah tersebut. Keluarganya sangat menyayangi Melati.
Kisah dimulai ketika Melati tiba-tiba mulai buta total, dan tuli total sebelum kanak-kanak itu sempat mengenal benda, mengenal dunia, mengenal kata-kata bahkan belum mengenal Penciptanya. Doa dan harapan terus dipanjatkan, berpilin menuju angkasa mengharap dikabulkan Sang Maha Kuasa. Namun asa jauh dari kenyataan, dan ketika semua telah mencapai titik jenuhnya... Allah terus menunjukkan kasih sayangnya.
Perjuangan Melati dimulai setelah Bunda menemukan Pak Guru Karang. Karang merupakan pemuda yang tidak punya background pendidikan. Namun dia memiliki sesuatu yang bahkan tidak setiap orang dengan background pendidikan memilikinya. Dalam buku ini Karang diceritakan mampu ikut merasakan perasaan kanak-kanak yang berdiri di depannnya. Di dekatnya dan dengan sentuhannya yang pandai menyenangkan kanak-kanak. Karang mampu berempati dengan sangat dalam pada apa yang dirasakan Melati... Gelap! melati hanya melihat gelap. Hitam kosong tanpa warna. Senyap! Melati hanya mendengar senyap sepi. Tak ada nada..
Perjuangan belajar seorang buta tuli ini tidak mudah karena diajar oleh seorang yang juga sedang bermasalah dengan kenangan masa lalunya. Karang yang pencinta anak-anak, pemilik ratusan buku taman bacaan di ibukota ini pernah mengalami kecelakaan di laut hingga menewaskan 18 orang dan juga Qintan murid kesayangannya. Perasaan bersalah itu menjadikannya hancur, menjadi pemabuk, hidup di malam hari, kehidupannya benar-benar hancur.
Bukan hanya doa Bunda yang terkabul, namun doa Ibu-Ibu Gendut itu juga terkabul. Bukan hanya Melati yang mengenal dunia dan Penciptanya, namun Karang pun bisa berdamai dengan masa lalunya.
Kisah dengan setting tempat di pesisir pantai ini cukup detail menggambarkan suasana indahnya pesisir dan perbukitan di sekitarnya. Buku ini tidak menyelesaikan akhir ceritanya dengan detail di akhir halaman. Akhir kisah kadang diceritakan di tengah, di akhir adegan cerita.Cerita apik ini menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah yang dialami oleh kanak-kanak. Baik itu Karang yang yatim piatu maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara mereka, kanak-kanak selalu punya janji masa depan yang lebih baik!!
Penulis berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk bersabar dan bersyukur " Hidup ini adil, sungguh Allah Maha Adil, kitalah yang terlalu bebal sehingga tidak tahu dimana letak keadilanNya, namun bukan berarti Allah tidak adil".
Selamat membaca kisah lengkapnya di buku MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH dengan membeli buku tersebut di toko buku terdekat..Akan ada banyak hikmah yang bisa didapat lebih dari yang tertulis dalam artikel ini.
Dari kisah ini terkandung pelajaran yang sangat dalam, diilhami true story of Helen Keller. Helen tidak mendapatkan kesembuhan sama sekali dari buta tulinya. Begitupun Melati. Namun mereka bisa memberikan dan menghasilkan sesuatu yang tidak bisa dihasilkan oleh orang yang normal seperti kita. Semangat dan keinginan kuat untuk mewujudkan cita-cita, itulah kekuatan mereka. Kita tidak harus mendapatkan sesempurna apa yang kita inginkan. Justru ketidak sempurnaan kisah kitalah yang menjadikan kita bisa merasakan manisnya perjuangan dan makna dukungan keluarga. Dan kita bisa merasakan ketulusan doa untuk Ibu yang tak pernah putus cintanya...MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH...