Inilah kitab terindah, buku yang tak pernah habis digali ilmunya, kitab yang paling banyak dihafal, kitab yang berisi kalam Allah terjaga keasliannya hingga hari kiamat kelak.
Kewajiban kita terhadap Al Quran antara lain:
Mengimani dan meyakini kebenarannya
Beriman kepada Al Qur'an merupakan salah satu bagian dari rukun iman, sehingga muslim yang imannya benar, dia harus beriman dan meyakini kebenaran Al Qur'an
وَآمِنُواْ بِمَا أَنزَلْتُ مُصَدِّقاً لِّمَا مَعَكُمْ وَلاَ تَكُونُواْ أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِي ثَمَناً قَلِيلاً وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
"Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa " (QS. Al Baqarah:41)
Kitab Al Qur'an berisi petunjuk, peringatan, kabar gembira, kisah, hukum, kejadian masa lampau dan yang akan datang.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
"Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa"(QS Al Baqarah :2),
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعَالَمِينَ ﴿٨٧﴾ ولتعلمن نبأه بعد حين ﴿٨٨
"Al Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Qur'an setelah beberapa waktu lagi". (QS Shaad 87-88)
Membaca dan Menghafalnya
Dari Abu Umamah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda " Bacalah Al Quran, karena sesungguhnya Al Quran itu datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya (yang berpegang pada petunjuk-petunjuknya)"(HR. Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy'ariy ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur'an seperti buah limau yang harum baunya dan lezat rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Al Qur'an seperti buah kurma yang tidak berbau tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur'an adalah seperti bunga yang harum baunya tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an, seperti buah handhalah yang tidak ada baunya dan rasanya pahit (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjaga dan Mempelajari dan memahaminya
Bila kita membaca Al Qur'an tetapi tidak mendapatkan apa-apa, dan hati tetap kering. Cobalah periksa, hal itu terjadi karena bacaan kita hanya sampai kerongkongan tanpa pernah mencapai hati kita.
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴿٩٨﴾ إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٩٩﴾ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُم بِهِ مُشْرِكُونَ ﴿١٠٠
"Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah” (QS. An-Nahl : 98-100)
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi kita panduan sebelum memulai membaca Al-Qur’an, yaitu ‘kita memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk’, dengan tujuan agar Allah mengusir musuh (kita) ini dari bacaan tersebut serta menjauhkannya dari kita.
Dan hendaklah Anda men-tadabburi-nya, karena bila Anda men-tadabburi-nya, maka ini mendatangkan kekhusyu’an dan membuat Anda senang (dan cinta) terhadap Al-Qur’an Al-karim. Janganlah menyelesaikan satu surat atau satu juz menjadi tujuan pokok anda, tapi hendaklah yang anda cari sebagai maksud pokok adalah tadabbur serta tafakkur dalam ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sedang and baca. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjangkan bacaan pada shalat malam, bila melewati ayat rahmat, beliau berhenti dan memohon kepada Allah dan bila ayat berkenaan dengan adzab dilewati, beliau berhenti dulu dan meminta perlindungan kepada Allah. Semua ini menunjukkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dengan tadabbur dan sepenuh hati.
Adapun tentang menghafal Al Qur'an, Rasulullah bersabda:
Dari Abu Musa ra. dari Nabi Muhammad SAW., beliau berkata: " Berhati-hatilah kamu sekalian terhadap Al Qur'an ini. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, Sungguh Al Qur'an itu lebih cepat lepasnya daripada unta terlepas dari ikatannya". (HR. Bukhari dan Muslim)
Kitab yang suci dan mulia ini berisi cahaya dan petunjuk bagi orang-orang beriman. Tak akan bercampur yang suci dan yang kotor, sehingga hati yang kotor akan sulit menghafal Al Qur'an. Layaknya cermin yang kotor tidak bisa memantulkan cahaya yang menimpanya. Hafalan akan mudah hilang bila kita berbuat maksiat.
Mengamalkannya
Sesungguhnya dalam Al Qur'an terdapat solusi dari semua masalah dalam kehidupan dan merupakan sumber ilmu yang sempurna bagi orang-orang yang berakal. Di dalamnya dengan jelas menerangkan petunjuk Allah, peringatan, kabar gembira serta hukum-hukum Allah yang wajib diamalkan seperti perintah Allah sebagai berikut:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ قُل رَّبِّي أَعْلَمُ مَن جَاء بِالْهُدَى وَمَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٨٥
"Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata"(QS Al Qashash :85)
Untuk mengamalkan Al Qur'an tentu saja kita perlu mengimaninya, membacanya , memahami, mentadaburinya. Mereka yang mentadaburi Al Qur'an akan lebih mudah mengamalkan isi Al Qur'an dengan benar.
Mengajarkannya
Dari Utsman bin Affan ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya" (HR Bukhari)
I R O N I
Telah jelas manfaatnya, telah jelas pahalanya, serta keutamaan kitab ini dalam kehidupan dunia dan akherat. bagaimanakah sikap kita terhadap Al Qur'an?
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوراً ﴿٣٠
"Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan".
Cobalah meminjam Al Qur'an dari sebuah rumah yang kita kunjungi, kemudian tanyakan lagi Al Qur'an selain itu, kemudian tanyakan lagi berapa Al Qur'an lainnya selain itu. Berapa jumlah penghuni rumah tersebut dan berapa Al Qur'an di rumah itu.
Bagaimana kita mengaku Al Qur'an sebagai PETUNJUK bila hanya ada SATU Al Qur'an untuk satu rumah yang berisi ENAM orang? Itulah yang terjadi dalam kehidupan kita ketika KORAN lebih dipilih daripada AL QUR'AN.
Dalam Al Quran terdapat penawar, petunjuk dan peringatan yang nyata, yang tidak mungkin kita dapatkan bila kita hanya :
membaca tanpa mengerti isinya
tidak pernah membacanya
hanya menyimpan Al Qur'an dalam lemari
.
.
Referensi:
- Al Qur'an
- Kitab Terjemah Hadist Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi
- 70 Fatwa Fii Ihtiraamil Qur’an, edisi Indonesia 70 Fatwa Tentang Al-Qur’an, Penyusun Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz, Penerbit Darul Haq
- Kajian Ust. Yusuf Mansyur